Ditulis Oleh ; Mikail Abdul Jabbar
“Hai teman-teman lihat sepatu baruku, kalian pasti iri kan?” Adi berkata kepada teman-temannya.
Adi membelinya ketika liburan diluar negeri. Tampak sangat mahal. Adi bangga semua memuji sepatunya, kecuali Toni yang sibuk membaca.
“Lihatlah sepatuku, apakah kamu tidak iri, Toni ?” Adi berkata sambil mencibir sepatu Toni yang tampak masih baru juga.
Toni diam saja. Adi semakin geram, dan terus menghina Toni.
“Si anak miskin.”
Melihat hal tersebut teman-temannya menjauhi Adi karena perilakunya. Sepulang sekolah, Adi melihat majalah. Dia melihat iklan sepatu bagus dan lebih mahal dari sepatunya. Dia teringat, itu sepatu Toni. Selama ini dipikirnya Toni adalah anak yang miskin. Adi malu sekali bahwa sepatu Toni ternyata lebih mahal dari sepatunya, namun Toni tidak sombong. Adi sangat terpukul dan berniat memperbaiki diri. Adi meminta maaf kepada teman-temannya, terutama kepada Toni. Adi belajar bahwa kesombongan menjauhkannya dari teman-temannya. Dia mulai menghargai orang lain dan belajar untuk lebih rendah hati. ***